Serupa tapi tak sama
Nyari-nyari apa yang perlu di-posting, dan nemu notepad curhatan yang ditulis setahun yang lalu. Ini dia..
Hanya pendapat personal mengenai perbedaan pemikiran dalam organisasi-organisasi Islam. Hal ini juga dapat menjadi dasar pandangan mengapa mereka ada dan apa perbedaannya dengan aliran sesat yang kini kian marak.
Kelompok A vs Kelompok B
Kelompok A dalam sejarah merupakan kelompok pembaharu yang menegakkan prinsip Islam karena keadaan masyarakat yang terlalu becampur dengan umat agama lain, animisme dan dinamisme. Tapi perlu dikaji pula bahwa keadaan masyarakat saat itu berasal dari ajaran wali. Salah wali? Bukan. Jaman dulu wali mengajarkan tentang toleransi. Kalau ada yang masih ingat, daerah pantai utara seperti Kudus dan Pekalongan, kuliner khas daerah ini adalah soto yang hanya berbahan daging kerbau, walaupun saat ini mungkin sudah banyak yang menggunakan sapi. Namun alasan saat itu wali menganjurkan hanya menggunakan kerbau, adalah untuk menghormati umat Hindu. Apa kaum muda sekarang tahu? Tentu saja tidak. Yang keukeuh memegang tradisi menganggap kewajiban (saat ini sudah pudar), tanpa tahu sejarah asal mulanya, sedangkan yang melihat, menganggap kelompok tersebut mengkultuskan bahwa memakan daging sapi adalah haram. Padahal alasan wali sendiri semata-mata untuk menjaga perdamaian dan berdakwah dengan lembut. Toh saat ini terbukti Islam telah tersebar merata ke seluruh Pulau Jawa. Bayangkan kalau saat itu wali tidak bertoleransi dan Islam tidak dikenal sebagai agama yang membawa kedamaian, saya yakin masyarakat saat itu akan kesulitan menerima ajaran Islam. Continue reading